Erin Cipta Sang Pejuang Literasi

30 Juli 2018 0 By Vita Tanigia

 

Erin Cipta, merupakan mantan buruh migran Indonesia di Taiwan yang sekarang mulai menekuni dunia penulisan buku. Karena ia gemar membaca sejak kecil, ia ingin karya-karyanya dapat meningkatkan kesadaran membaca buku di berbagai kalangan masyarakat.

Selama bekerja tiga tahun menjadi perawat lansia di Taiwan, Erin tidak pernah patah semangat untuk tetap melanjutkan kegiatan menulisnya. Dimulai dari lomba menulis cerita SMA tingkat Provinsi Jawa Tengah, sejak itu Erin menjalani hobi menulisnya dengan serius. Ia berhasil menjuarai lomba essai tingkat nasional.

Dimulai pada 2014, Erin kembali mendapatkan penghargaan sebagai karya terbaik dari Kementrian Tenaga Kerja Taiwan berupa Merit Award untuk karya cerita pendeknya yang berjudul “Yen Fang dan Carlos”. Karyanya mendapatkan apresiasi tertinggi diantara banyaknya karya tulis lain yang berasal dari Asia Tenggara.

 

 

Pada 2015, karya cerita pendeknya juga berhasil memenangkan penghargaan yang sama untuk karyanya yang berjudul “Lelaki Pemberani di Jiangzicui”. Setelah mendapatkan banyak pembuktian dari berbagai pihak akan karyanya yang sangat baik, Erin akhirnya memutuskan untuk mengembangkan cerita pendeknya menjadi novel. Pada tahun yang sama ketika kontrak kerjanya selesai, Erin memilih untuk pulang ke Indonesia untuk mengembangkan cerpen “Yen Fang dan Carlos” menjadi novel yang berjudul “Carlos” yang diterbitkan pada awal 2017.

 

 

Setelah kembali ke tanah air, Erin tetap memiliki rasa kepedulian terhadap sesama. Ia memasyarakatkan kegiatan membaca bersama teman-teman seperjuangan buruh migran dengan membuat Library For Mom dan GEMAS (Gerakan Masyarakat Sadar Baca dan Sastra). Gerakan ini sudah membuat lima perpustakaan gratis di beberapa daerah, salah satunya adalah kampung halamannya di Desa Karangjati, Cilacap.

Saya sadar akan arti penting sastra. Saya meyakini sastra bisa menggugah kepekaan dan kepedulian, makanya saya melakukan berbagai cara memasyarakatkan sastra,” ujar ibu beranak dua yang terpaksa menjadi buruh migran, karena terdesak ekonomi akibat usaha pengemasan jamu yang dikelola keluarga bangkrut.

Erin beranggapan dengan membaca dapat memperluas pengetahuan, membuka sudut pandang terhadap banyak hal, begitu pun dengan hobi menulisnya, yang dimulai dengan kegemarannya membaca. Menulis menurutnya “menyembuhkan”, dapat mengekspresikan hal-hal yang menurutnya sulit diekspresikan. Hal ini membuat menulis merupakan kebutuhan untuknya dan bukan sekedar rutinitas.

Sampai saat ini, Erin masih aktif menulis cerita pendek dan kumpulan karyanya dapat dinikmati disalah satu platform media online.

 

 

 

Published by ZendMoney